Sunday, April 14, 2019

DIY Glitter Trinket Dish (+ Tip dan Trik)


Kalau biasanya saya punya ide DIY, praktik, lalu memakainya, kali ini beda. Saya buat ini karena saya butuh. Tidak ada tempat untuk menyimpan barang-barang kecil seperti koin, peniti, sampai kunci motor di rumah kami sehingga letaknya bisa di mana saja (terutama koin). Buat jarum untuk kerudung juga tidak ada wadahnya, jadi bisa begitu saja tergeletak dan tentu saja akan membahayakan. Jika ditaruh di tempat tertutup, malah jadi tidak praktis.

Maka, daripada beli, saya memilih untuk bikin sendiri saja. Sudah banyak yang membuat tutorialnya, baik di blog-blog DIY maupun video YouTube dengan berbagai cara dan teknik. Ini adalah cara versi saya, yang bekerja di saya dengan hasil seperti yang bisa dilihat di foto, dan sudah melalui kegagalan-kegagalan. Tadinya saya mau menulis ini seperti laporan, semacam Craft With Me versi blog (?) tapi takutnya malah melebar ke mana-mana. Akhirnya saya susun seperti DIY tutorial biasanya, bedanya dengan penjelasan yang lebih mendalam disertai tip-trik yang diharapkan bisa menghindarkan kamu dari buang-buang waktu (kalau nanti mau coba membuatnya juga).

Keunggulan dari tutorial trinket dish ini adalah: 1) saya selalu payah dalam bermain/membuat sesuatu dengan lilin malam atau clay, tapi dish ini bisa berhasil juga, jadi cukup ramah dengan pemula 2) Hiasan glitternya mampu menyembunyikan ketidaksempurnaan seperti retak ringan atau bentuk yang kurang simetris, lagi-lagi cocok buat pemula 3) Intinya bisa dilakukan siapa pun termasuk yang kurang pengalaman dengan mengolah clay. Dan memang, setelah saya membuatnya, trinket dish ini berguna sekali! Selain itu glitter is always on season, isn't it? Pokoknya terjamin Niffler-catcher. Hehe. Saya puas dan suka dengan hasilnya, dan semoga tutorial ini juga bisa membantu kamu yang butuh penyimpanan praktis + room decor baru.


Alat dan Bahan:

Air dry clay warna putih
Mangkuk ukuran sedang
Botol atau gelas tak bertangkai/bergagang dengan permukaan mulus
Kuas dan cat air (opsional)

Catatan: trinket dish ini tidak food-grade, bukan digunakan untuk menyimpan/menaruh makanan.

Cara Membuat:

1. Ambil clay seukuran seperti di gambar atau lebih, lalu bentuk menjadi bulatan.


2. Pipihkan bulatan clay di atas meja/lantai/permukaan datar dan rata lainnya, kemudian giling hingga mencapai lebar dan ketebalan yang diinginkan.

TIP & TRIK: Berhubung saya tidak punya rolling pin khusus craft, saya menggantinya dengan botol kaca bekas madu. Jika punya, hasilnya pasti akan lebih mulus, tapi jika tetap ingin membuat ini tanpa harus 'berkomitmen' dengan hobi clay (baca: membeli rolling pin), kamu bisa menggantinya dengan botol atau gelas kaca berpermukaan rata dan tanpa gagang. Saya memakai teknik ini ketimbang me-knead manual saja karena jika hanya diuleni dan dipipihkan dengan jari, peluang robek dan grinjal-grinjelnya lebih besar.

Saya ingin membuat trinket dish yang ringan dan lebih tipis dari tutorial yang ada, kira-kira seperti foto di bawah. Jadi saya giling hingga setebal itu saja. Kamu bisa membuatnya jadi lebih tebal atau lebih tipis dari itu, asal tidak retak.

Nah, soal retak, dari beberapa percobaan saya menemukan bahwa kondisi terbaik clay untuk dibentuk adalah sesaat setelah dikeluarkan dari kemasan. Dan usahakan mengambilnya tidak dipotong-potong, jadi sekalian banyak saja ketimbang nantinya harus menambal. Karena itulah salah satu faktor clay retak setelah kering, padahal sudah 'ditempel'. Beberapa tutorial yang saya baca menyarankan (bahkan menggampangkan) untuk memberi air pada clay yang mulai kering. Namun kenyataannya semakin dia diberi air semakin 'larut' dan berkurang clay-nya, sehingga kita harus mengambil clay baru untuk menambalnya. Dan ini jelas memakan banyak waktu. Jadi, tipnya adalah 1) Langsung ambil clay dari kemasan dan ikuti instruksi tutorial ini 2) Usahakan jangan ditambah jika tidak cukup, jadi ambil saja yang banyak sekalian.

Ketebalan clay yang saya buat untuk trinket dish ini--tidak terlalu tebal, tapi juga tidak sangat tipis. Inilah enaknya membuat sendiri, bisa disesuaikan :D

3. Tempelkan clay yang sudah digiling ke bagian bawah luar mangkuk, lalu rapikan sisi-sisinya hingga dirasa simetris menggunakan cutter, x-acto knife, atau bagian tajam apa pun (misalnya ujung kikiran atau gantungan di gunting kuku seperti yang saya gunakan).

TIP & TRIK: Beberapa tutorial yang saya temukan menginstruksikan menaruh clay di dalam bawah atau dasar mangkuk. Saya pribadi lebih suka memakai bagian luarnya, karena selain lebih mudah diambil, bagian dalam yang biasanya dipakai untuk makanan juga lebih terhindar dari sisa clay (meski memang tetap harus dicuci semuanya). Dan saya merekomendasikan untuk menjadikan bagian bawah luar mangkuk sebagai cetakannya.

Ada tutorial yang mencetak bentuk lingkaran dulu di clay-nya menggunakan bibir mangkuk yang sama atau cetakan lingkaran lain sebelum ditempelkan ke mangkuk. Hasilnya memang akan lebih rapi. Saya tidak melakukannya karena tidak punya cetakan lingkaran yang pas (menurut selera saya), tapi kalau kamu punya, kamu bisa pakai cara ini.

4. Setelah semua bagian clay menempel pada mangkuk, diamkan hingga mengeras, ditandai dengan berubahnya warna clay dari abu-abu ke putih matte.

TIP & TRIK: Lamanya clay didiamkan ternyata bervariasi, meski sebagian besar menyarankan semalaman. Untuk daerah tempat tinggal saya, Purwokerto, yang saat itu sedang musim hujan, tidak sampai semalaman juga sudah bisa dilepas dari mangkuknya. Kira-kira selama 10 jam dari siang. Namun setelah itu clay tetap harus didiamkan karena bagian dalamnya masih basah. Lalu, berhubung trinket dish saya cenderung tipis, melepasnya di saat bagian luarnya saja yang kering adalah cara terbaik mempertahankan bentuk clay dan mencegah retak. Ada satu percobaan saya yang gagal karena saya melepasnya di saat semua bagian clay sudah kering. Jadi, jika kamu juga ingin membuat setipis ini, tolong catat bagian ini baik-baik, ya!

Tebal-tipisnya clay juga jadi faktor yang memengaruhi lamanya clay kering. Semakin tebal akan semakin lama, tapi juga semakin mudah dikeluarkan/terhindar dari retak, jika menguleninya bagus.

5. Setelah clay mengeras, ambil dari cetakannya dan siap dihias.

TIP & TRIK: Jika masih ditemukan retak-retak kecil di permukaan clay, coba basahi jari-jarimu dengan air, lalu gosok lembut ke bagian yang retak hingga terlihat tidak begitu terpisah. Cara ini bekerja untuk retak kecil yang tempatnya di tengah-tengah trinket dish, bukan di pinggirnya.

6. Beri lem putih pada permukaan clay yang akan ditempeli glitter, kemudian ratakan ke seluruh permukaannya.

TIP & TRIK: Saya memakai kuas cat air standar untuk meratakan lem dan glitter-nya agar lebih rapi, lebih hemat glitter, dan lebih tidak berantakan ketimbang jika menuang glitter langsung dari tabungnya (lihat cara menempelkan glitter di langkah selanjutnya di bawah).

Lalu, saya merekomendasikan lem putih merek Greebel ini terutama untuk glitter karena hasilnya benar-benar bisa membuat glitter menempel rata. Sudah begitu, lem ini juga punya masa penyesuaian yang memudahkan kita meratakan glitter-nya sebelum benar-benar nge-set. Dan, sekalinya nge-set, glitter benar-benar diam di tempat! Sepertinya saya akan memakai lem ini untuk DIY project yang lain. Sayangnya, lem ini tidak bersahabat dengan foto.


7. Tuang glitter sesuai keinginan, lalu ratakan hingga seluruh bagian dalam trinket dish penuh tertutupi. Saya mencampur dua warna glitter di sini agar tidak membosankan dan tampak lebih berdimensi. Diamkan hingga lem kering dan glitter telah menempel sepenuhnya.


Opsional: Setelah bagian glitter kering dan menempel, kamu bisa cat bagian luar trinket dish dengan warna pilihanmu.


Buat lagi beberapa kali sesuai kebutuhan. Saya suka menjadikannya semacam series dengan kombinasi glitter yang berbeda-beda. Daaan... trinket dish berkilau ini siap menyimpan perintilanmu. Atau bisa pula menjadi room decor baru yang sederhana, tapi memikat mata! :P



Saya sendiri senang dengan hasilnya, terutama jika mengingat lamanya percobaan dan kegagalan-kegagalan yang saya alami selama men-DIY-kan ini. Kini dua trinket dish sudah menghuni meja kopi di rumah kami dan digunakan untuk menaruh kunci serta koin-koin kembalian, sementara satu lagi ada di kamar saya sebagai tempat jarum dan bros kecil :D Semoga kamu juga suka dengan DIY kali ini dan mau mencoba membuatnya, apalagi jika kamu memang mahir membuat model dari lilin malam atau tanah liat.

Sampai bertemu lagi di project kreatif selanjutnya, selamat berswakriya :)

No comments:

Post a Comment